Jumat, Maret 12, 2010

IRONI GAS DI NEGERI GAS BAG. II

IRONI GAS DI NEGERI GAS

Pupuk Kaltim Menagih Kepastian Pasokan

KUNJUNGAN anggota Komisi VI DPR RI ke Kalimantan Timur (Kaltim), kemarin, benar-benar dimanfaatkan Gubernur Awang Faroek Ishak. Beberapa saat sebelum memaparkan konsep pembangunan Kaltim kepada rombongan anggota dewan di Aula Pemkot Balikpapan, Kaltim, Awang Faroek menyampaikan unek-unek.

"Kami memiliki bagian gas dan batu bara, tapi kesulitan untuk membangun pabrik seperti Pupuk Kaltim dan pembangunan pembangkit listrik tenaga gas. Padahal, kami penghasil gas dan batu bara terbesar di Indonesia. Bahkan 40%-50% gas di dalam negeri berasal dan Kaltim," kata Awang.

Atas nama masyarakat Kal tim ia pun meminta pemerintah pusat menambah jatah gas untuk kebutuhan industri di Kaltim. "Kurangi ekspor gas. Seharusnya kebutuhan dalam negeri dulu diprioritaskan, baru diekspor. Jangan terbalik."

Awang layak galau. Sebagai wilayah penghasil gas, mestinya Kaltim tidak kekurangan gas. Namun, faktanya pabrik pupuk besar di daerah itu, yakni PT Pupuk Kaltim, terus didera kekurangan gas.

Pupuk Kaltim tidak sendirian. Hampir seluruh pabrik pupuk dalam negeri terus megap-megap setiap tahun. Itu disebabkan dari total kebutuhan gas industri pupuk nasional yang mencapai 793 juta standar kaki kubik per hari, produsen gas hanya mampu memenuhi 85% dari permintaan.
Akibatnya, dari kapasitas produksi pabrik pupuk di Indonesia saat ini sebesar 8,6 juta ton per tahun, produksi tercapai hanya 5,8 juta ton per tahun. Khusus untuk Pupuk Kaltim, mereka kini boleh sedikit bernapas lega.

Pekan lalu, Pupuk Kaltim mendapatkan kepastian tambahan pasokan gas melalui principle agreement dengan sejumlah pemasok di bawah konsorsium kontraktor kontrak kerja sama sebesar 80 juta standar kaki kubik per hari. Kontrak gas itu baru dimulai pada 2012 untuk 10 tahun. (SY / Jaz / X-10)


Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman
Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang!

Tidak ada komentar: