Kamis, Agustus 12, 2010

Suara Hati Dari Bawah

Entah mengapa, aku begitu melankoli malam ini ...
aku menemukan mozaik-mozaik memori kenangan,
perlahan bergantian hadir dari balik langit Jakarta,
semua bercerita tentang sahabat, tentang hidup, tentang cinta ...

semua hadir, berdialog dalam bahasa yang tidak aku mengerti ...
satu per satu dari mereka berbicara tentang makna,
makna kesepian, arti kesendirian yang kini menyelimuti ku ...
mereka juga membisikan cinta dari satu sosok di dekatku,
dia yang sebentar lagi pergi,


dan betapa ketika sosok itu masih ada,
aku bahkan telah merasakan kesunyian,
aku benar-benar ingin mencurahkan kasih sayang,
pada seorang anak manusia ...


suara hati ini, begitu kuat,
begitu dalam, dari bawah menembus batas hening malam ...
aku tahu, bahwa dia tahu aku padanya ...



[untuk seseorang yang menemani malam dalam kecanggungan]

Dan Ramadhan datang lagi ...


Bismillaah ...

Marhaban ya Ramadhan ... bulan suci ramadhan telah datang. gue termasuk salah satu dari milyaran umat muslim yang bergembira, bersuka cita menyambut datangnya bulan kemenangan umat ini. ramadhan kali ini gue jalanin kembali di Jakarta. ada banyak hal-hal baru dan unik selama ramadhan kali ini.

salah satunya adalah fakta bahwa ini ramadhan pertama sebagai bang thayib baru, 3 kali puasa 3 kali lebaran gak pulang-pulang, whahahaha. ramadhan dan lebaran kali ini akan gue lalui benar-benar sendirian di kosan. karena semua saudara-saudara gue tercinta di Rumah Mimpi ini pada pulang kampung. tahun-tahun sebelumnya ramadhan gak bertepatan dengan libur akademik seperti sekarang, jadi sebelumnya masih bisa bersenda gurau ria bersama kawan-kawan terhebat itu.

sekarang gue sendirian, whahahaha. padahal gue sudah berharap-harap cemas si Ale mau stay and gak usah pulang kampung, tapi apa daya setiap orang punya preferensi dan kepentingan masing-masing yang tidak bisa dipaksakan dan kita harus mengerti, whahahaha. dan akhirnya gue akan menghadapi paruh kedua dan ketiga ramadhan seorang diri di kosan.

kehadiran MABA 2010 bisa sedikit menambah sosok penghibur di sekitar gue selama ramadhan ini. orang tua yang memaksa gue pulang tak begitu gue hiraukan karena gue tahu mereka memaksa dalam keterpaksaan yang lain, whahaha. sedang mencoba mengurangi beban-beban yang gue berikan kepada orang tua gue tersayang di sana.

gue hanya berharap dalam kesendirian ini gue bisa mendapat banyak pelajaran hidup. kesendirian bukan lah hal baru bagi gue. jauh sebelum-sebelumnya gue adalah sosok yang sangat soliter dan cenderung menutup diri dari keterbukaan. jadi kesendirian seperti ini tidak akan membuat gue jatuh ke titik terendah. justru kesendirian seperti di momen ini bisa memberi banyak peluang waktu bagi gue untuk merenungi hidup. merenungi segala hal yang berlalu di sekitar gue.


mungkin momen ramadhan seperti ini memang sedikit membuat gue sangat melankoli. akan tetapi itu bukanlah hal yang perlu gue takutkan. hidup tidak mesti selalu dijalani dengan keras. sesekali kita perlu berbaur dengan suasana kelembutan dan unsur sentimentilnya.


semoga ramadhan kali ini bisa memberi banyak pelajaran hidup bagi kita. semoga bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. amiin.


Dan aku tak bisa pungkiri,
bahwa kepergianmu membuatku sadar,
apa arti kesepian, apa arti kesendirian ...

dan dalam malam-malam ini
ketika raga kita terpisah jauh,
dan aku hanya sendiri dalam dingin,
hanya kau yang pasti terlintas dalam pikirku ...

ku hanya berharap, suatu saat nanti,
kau akan tahu perasaan ini,
perasaan yang begitu kuat, begitu dalam, padamu ...
wahai kawan, wahai saudaraku, wahai kasih ...
[sedang dilanda cinta ...]

Rabu, Agustus 04, 2010

"Mangan ora Mangan asal Kumpul" [sebuah Tradisi pendekatan emosional]

Bismillaah ...

Ulang tahun biasanya menjadi momen khusus bagi sebagian besar orang. ada yang merayakannya dengan pesta meriah, ada yang berpuasa (inilah contoh yang paling bermanfaat tapi bukan berarti yang lain gak ada), ada yang sekadar mengingatnya (hari ini ultah gue yah, dll), atau ada juga yang bahkan gak ingat sama sekali (yang terakhir ini adalah tradisi di keluarga gue yang gak pernah saling ingat waktu ultah anggota keluarga lainnya, whahaha). 

semuanya dilakukan hanya untuk sekadar mengingat bahwa usia bertambah yang hakikatnya waktu hidup kita berkurang. bukan untuk melakukan pengkultusan waktu ulang tahun, apalagi melakukan tradisi-tradisi yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ketuhanan.

bicara soal perayaan, ada banyak bentuk ungkapan yang dilakukan, ada yang berupa pesta, makan-makan, nangis-nangis, ada juga yang berupa tindakan-tindakan penyiksaan dan penganiayaan dalam skala kecil yang tidak dimaksudkan untuk menyakiti tetapi lebih untuk memberi impresi atau kesan tak terlupakan. hal ini telah menjadi sebuah tradisi pendekatan emosional di banyak kalangan anak muda masa kini. hal ini pula telah gue dan saudara-saudara seperjuangan gue di Rumah Mimpi telah lakukan untuk ulang tahun Ale-Andry Leo Saputra (salah satu penghuni Rumah Mimpi) yang ke-19 (abad, dan dia ngaku-ngaku 14 tahun, realistis dong say, whahaha).

ulang tahun ale jatuh pada 2 Agustus dan gue sama anak-anak yang lain udah nyiapin kerjaan jail untuk dia di tangal dua itu (gue juga udah kasih kado, sory le lagi bener-bener gak da duit buat beli buku baru, jadi buku bekas aja, insya Allah angat bermanfaat nanti, amiin, lo ke Jepang, gue ke Ingris, amiin ya Rabb).

Akan tetapi si ale lagi ikut turnamen badminton di FISIP UI bareng UKMA Badminton kampus gue dan dia menang di pertandingan pertamanya itu. otomatis Ale mesti lanjut ke per-8 final melawan pemain dari Gunadarma. gue dan anak-anak lain akhirnya batal untuk ngerjain ale pada tangal 2 malemnya. kami memberi kesempatan si boy ini untuk istrahat dan menyiapkan diri dalam pertandingan berikutnya. dengan kata lain kita-kita pada nunggu dia sampe kalah baru bisa ngerjain, whahahaha.

walhasil di tanggal 3 agustus 2010 maghrib kita-kita udah dapat kabar kalo akhirnya pria yang suka narsis bilang dirinya ganteng ini (padahal tidak terlalu alias standar-standar saja, whahaha) telah tumbang di tangan pemain gunadarma setelah melakukan perlawanan secara membabi buta (whahahaha, sory Le, kata-kata gue lebay). dan ide liar kemarin pun muncul untuk segera ngerjain si ale karena, selain itu gue juga udah capek-capek ngumpulin duit dari anak-anak (aksa sama harry doang sih, whahaha) buat beli snack yang banyak banget buat makan-makannya, jadi biar gak mubasir juga tu duit, whehehe.

dan rencana itu pun kita jalankan tepat tengah malamnya ketika si korban telah tertidur lelap di kasurnya yang tidak begitu empuk dengan gaya striptis dan sengaja mengambil wilayah kasur gue (gue tahu le kalo lo ngarep berbagi kasur dengan gue kan, whahahaha), dan dia juga sepertinya lagi mimpi yang enggak-enggak sebab terlihat dari wajah tidurnya yang mesum.

dan tiba-tiba empat aktor lapangannya datang mengganggu mimpinya yang jorok itu. gue, aksa, winner, dan zul, mendekati korban. sementara harry dan hanif standby di belakang siap mendokumentasikan detik-detik penganiayaan ale yang cukup dramatis walaupun antiklimaks, whahahaha.

ale mulai tersadar dan mencoba berontak ketika gue dkk mulai menekan dan mengikat kaki dan tangannya. aksa memplester mulutnya serta zul mengikat kedua tangannya dengan plester besar secara membabi buta dan sangat lebay. walhasil dan waljinah, ale kini nggak bisa bergerak. bahkan kakinya yang seperti talas bogor tak mampu dia gerakan dibawah tindihan gue dan winner, whahaha.





lalu kami membawanya ke teras atas Rumah Mimpi (tempat favorit gue kalo lagi melankoli, sedih, dan banyak pikiran), membaringkannya, dan ... (hayoo, jangan mikir jorok yah, whahaha) datanglah harry dengan air dan bedak herosin lalu mencampurkan keduanya di sekujur badan ale yang hanya bisa pasrah, whahahaha. gue bisa bayangin rasa hangat lain-lainnya tuh bedak herosin le, whehehehe.

setelah berfoto-foto ria kami mempercepat prosesinya karena aksa dan harry harus segera ke kampus nginep buat ospek maba. setelah melepas ikatan tangan ale, seketika pemain tunggal badminton UB ini langsung berlari mengejar winner untuk balas dendam, whahaha. winner yang gak pake baju spontan kabur keluar bahkan di jalan sempat dikirain maling karena dikejar-kejar ale terus gak pake baju, whahaha, sayang gak sempat direkam momen itu.

terakhir gue ngumpulin anak-anak semua dan ngajakin diskusi banyak hal, yang gak bisa gue share disini. termasuk ngasih ucapan selamat kepada si ale-ale yang berultah. makan-makan snack seadanya termasuk snack tambahannya aksa yang nggak sempat gue bilang ke dia sebelumnya (sekali lagi sory ca, whehehehe). lalu semuanya kembali ke peraduan masing-masing sebab mata sudah capek, dan hati sudah cukup gembira karena kebersamaan masih bisa terjalin di masa-masa sibuk dan paceklik finansial seperti ini, whahahaha.

that's what I want to say. semoga kebersamaan yang kita bangun ini bisa memberi impresi, pengalaman dan pembelajaran hidup kepada kita semua. betapa hidup tak bisa dijalani sendiri. dan betapa sahabat dan persaudaraan itu begitu indah berarti jika dibangun dengan tulus. jangan ada kata-kata sendiri untuk memikirkan setiap hal. jangan ada kata-kata sendiri untuk menikmati apa pun. jauh lebih indah, jauh lebih baik jika kita berbagi, meskipun hanya sedikit. namun artinya tak ternilai saudaraku.

_Sebuah Mozaik Memori Indah yang mungkin akan segera berakhir, tapi akan tetap abadi dalam catatan ini. selamat bekerja kembali dan raih mimpi-mimpi kita bersama lagi ...

dari sini, dari Rumah Mimpi [again, Happy Birthday my beloved brother Andry Leo Saputra, Allah bless us, jangan lupakan dan sia-siakan perjuangan kita, semangatttt, I believe in You]

Selasa, Agustus 03, 2010

Kesendirian yang Berarti

Dalam kesendirian, cermin hatiku terbuka ...
dan nampaklah kebenaran hakiki, tabir yang selama ini tersembunyi,
tentang diri yang tak sempurna ini ...
tentang cinta yang tak mampu ku pendam lagi,

dan betapa ketika kesepian melanda,
suara hati tak mampu lagi berdusta,
bahwa sebenarnya cinta itu ada,
begitu kuat, begitu dalam, dan menyiksa ...

takdir hidup mungkin tak sejalan,
sebab cinta itu mungkin terlarang...
tetapi hati bukan karang,
hati ini lemah, mudah tergores, terluka peraasaan...

dan hanya waktu yang tersisa,
menjadi penentu dari semua perjalanan ini,
namun satu yang pasti, bahwa hati dan cinta ...
tak pernah tunduk oleh waktu...

kesendirian ini mengajarkanku, bahwa ...
hati dan cinta ini selalu bermesra dalam keabadian ... [sekalipun ia terlarang]