Kamis, November 27, 2008

Tentang Jakarta Bag.XXX_JAKARTA KOTA-MANGGARAI_Dahsyat!!!

Sabtu, 22 November 2008 Keliling Jakarta Lagi
Hari itu kelas cuma satu, yaitu Business Communication_Komunikasi Bisnis. Jam setengah Sebelas sampai jam satu. Jam satu aku langsung keluar kelas, shalat dzuhur terus langsung kabur ke perpusda nyi Ageng Serang lantai 7. Woizztttt. waktu mengejarku. tidak!!! aku yang memburu waktu. lima langkah lagi sampai di depan Lift ... tiba2 eiiiiiiittttt! druk! Bugkkckk!!! ada poster aneh di pintu masuk. mata menoleh!!!
PAMERAN KOTA TUA JAKARTA, SABTU 22 NOVEMBER PEMBUKAAN PUKUL 15.00 WIB, Di Jl. Fatahillah Utara, JAKARTA KOTA
Wadduh!! mesti ikut neh! menarik neh! "Jakarta memang selalu menarik Bung!" ada yang berkata. namun aku tak melihat sesiapa saat itu. tapi memang benar!!! Jakarta tak pernah membosankan. selalu penuh pesona. penuh warna. setelah sampai di lantai 7, aku menemukan sepasang muda-mudi sedang asik bercanda. membicarakan masa depan. sedang dilanda cinta. Samson dan Delilah. Fahri dan Aisyah. Teman kampus. Si Fahri teman kosan juga. seperti biasa, tersenyum dan menyapa. lalu mulut spontan mengajak mereka ke KOTA TUA. tapi pinta di tolak. sudah ku duga. mereka terlalu asyik membicarakan cinta.
Tiba2 ... penyakit kambuh lagi. Di rumah tak ada sesiapa. PR kampuz lagi gak ada. Duit masih punya. Semangat jangan ditanya. Kaki bahkan seperti ada tiga. Tiba2 aku jadi pengen lagi menikmati kota Jakarta dari dekat. Entah yang ke berapa kalinya dalam 5 bulan ini. Pertama kali berdua dengan si Aca. Terus bareng anak2 BSM, terus bareng ank2 Laskar Penyanyi. Tapi paling sering sendirian. Malem2 pula! Aneh...
Tekad sudah bulat. Sehabis membaca sebuah NOvel Halequin, Shalat Ashar, kemudian turun ke Basement. Keluar lewat parkir Bawah Tanah Pasar Festival. Lalu bergegas masuk kampus. Seolah tak terjadi apa-apa. Dan memang tak ada apa-apa. Melewati Labkom dan Perpus yang sudah tutup. Kampus masih cukup ramai. Student Longe apa lag! Aku keluar kampus lewat loby belakang, menuju Halte GOR Soemantri yang diam menjadi saksi bisu lalu-lalang manusia setiap hari di dekatnya. JAKARTA-KOTA ... Tidak! JAKARTA Kembali menanti dalam imajiku.
Beberapa menit kemudian, tubuh sudah duduk di dalam Busway. Tadi aku sempat menyapa teman kampus yang juga berada dalam satu bus. Krisna. Anak bandung. Tak tahu dia akan kemana. Tak ku tanya. Ku tak mau tanya. Karet Kuningan. Kuningan Madya. Setia Budi Utara. LatuharHary. Lalu Halimun. Masih sempat terlihat air kali Ciliwung yang mengalir dan semburatnya menggeliat bagai emas disinari matahari senja. Banyak sekali penumpang sore itu. Aku memilih turun di Dukuh Atas. Aku mengincar tempat duduk.
Jam 3.50 pM (aku mencatatnya di HP) sampai di Dukuh Atas 2. Antrian koridor 4 Pulo Gadung-Dukuh Atas sangat padat. Entah kapan halte ini bisa sepi yah???
Bus datang dengan perkasa. Semua penumpang berebutan naik. Lalu bus melaju menyusuri ruas jalan lebar daerah Halimun, Pasar Rumput, lalu Manggarai dan akhirnya sampai di Matraman. Lalu transit naik koridor 5 mneuju Senen. Dari Senen, transit lagi naik koridor 2 arah Pulo Gadung. Aku belum pernah ke arah ini sebelumnya. Melewati Cempaka Mas, Cempaka Putih dan Cempaka yang lainnya.
Namun satu hal yang paling penting adalah ... ada 2 ekor waria, wandu, wadam, alias banci yang juga naik koridor 2 ke Pulo Gadung. Tadi kedua waria itu terlibat perang mulut dengan penjaga Halte yang menyuruh mereka untuk antri. Namun dengan sombongnya si "Nyonya" (begitulah si banci yang memakai teng-yop menyebut namanya) malah marah2 dan memaki2 si Penjaga halte bahkan hingga ketika Busway sudah melaju mengejar angin. Sungguh menjijikkan tingkahnya!!! Salah satu potret kehidupan ibu kota yang lain, adalah kedua waria itu.
Sampai di ITC-Cempaka Mas, aku turun dan berbelok arah menuju daerah Senen lagi, karena memang tujuanku adalah daerah Kota Tua Jakarta. Selain itu, mungkin karena mata sudah perih, dan telinga sudah terlalu sakit mendengar ocehan gak karuan dari si Waria yang masih saja memaki-maki sang penjaga Halte tadi.
Lalu halte berikutnya yang menjadi tempat transitku adalah Halte Harmoni. Tempat transit terluas dan tak kalah padatnya dengan Dukuh Atas. Aku menuju pintu tengah sebelah kiri. Arah Kota. Setengah jam kemudian aku sampai di STASIUN JAKARTA KOTA. Stasiun tua yang amat bersejarah itu teramat anggun diterpa mata hari sore dan di selimuti debu dan hiruk-pikuk pengunjung yang lalu-lalang.
Niatku tiba-tiba berubah, tak lagi mau menikmati pameran Kota Tua. Aku langsung menuju loket kereta api. Aku memilih jurusan Manggarai, Rp.1000. Kereta ekonomi Jadebotabek saat otu sudah sangat penuh dan siap berangkat. Aku berlari mengejar gerbong paling belakang dan masuk menyusup ke dalam desakan dan himpitan manusia. Gerah bukan main. Namun itu terobati dengan pemandangan Landscape Kota Jakarta yang nampak dari pintu Kereta. AMAZING!!!! Monas bergerak pelan lalu cepat ketika kereta melalui Stasiun Central Gambir yang berwarna Hijau Muda. Indah Bukan Main.
Gondangdia, Cikini, lalau akhirnya aku pun sampai di Stasiun Kereta Api Manggarai. Stasiun yang paling angker bagi warga Jakarta Selatan. Dari Stasiun Manggarai, aku berjalan kakai ke Rumah Kontrakanku yang berjarak sekitar setengah kilo meter. Dan adzan magrib menjadi saksi Short Trip yang aku lakukan kali ini. What a Beautiful Jakarta!!!

Tidak ada komentar: