Kamis, November 06, 2008

PEMILU FENOMENAL AS 2008

Kemenangan Dramatis dari Gedung Putih
Dunia Berpesta dan Berharap kepada Obama

Era Baru di Mulai

Tanggal 4 November menjadi hari yang sangat bersejarah bagi warga Amerika Serikat sepanjang 100 tahun terakhir ini. Bagaimana tidak, warga Amerika Serikat telah membuktikan kepada dunia, mengenai Demokrasi yang mereka dan pemimpin-pemimpin mereka selalu dengungkan kepada dunia Internasional, melalui kemenangan paling dramatis dalam sejarah pemilihan presiden di negara adidaya itu. Perubahan paling fundamental benar-benar terjadi di Amerika Serikat.
Hasilnya, sudah kita ketahui, Barack Hussein Obama junior, terpilih menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat, setelah menang telak (Landslide) atas rivalnya John McCain, dari Partai Republik. Ia juga mengabadikan dirinya dalam sejarah kepemimpinan negara itu, sebagai presiden kulit hitam pertama. Ini benar-benar membuktikan suatu komitmen yang luhur dari warga AS untuk benar-benar mewujudkan dunia yang demokratis, bebas dari konflik horizontal yang disebabkan oleh pluralitas rasial, Agama, etnis, bahasa, kultural yang seharusnya menjadi jalan pemersatu umat manusia.
Kemenangan Obama, juga banyak mendapat pujian dari pemimpin-pemimpin dunia. "Dengan memilih anda, warga Amerika telah memilih suatu perubahan besar, keterbukaan, dan optimisme. Pada saat kita harus menghadapi persoalan-persoalan penting bersama, terpilihnya anda meningkatkan harapan besar di Prancis, Eropa, dan Dunia." kata Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy dalam suratnya kepada Obama.
PM Inggris, Gordon Brown memuji politik Obama yang memberi semangat, "Nilai-nilainya sangat progresif dan Visinya untuk masa depan".
Presiden Cina Hu Jintao mengatakan dalam sebuah pesan tertulis, "Saya menanti-nantikan ... membawa hubungan bilateral kerja sama yang konstruktif kita ke tingkat yang baru."
Sementara pemimpin kulit hitam pertama di Afrika Selatan, Nelson Mandela, mengatakan dalam suratnya kepada Obama, kemenangan Obama memperlihatkan bahwa tiap orang harus berani bermimpi untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Kemenangan daramatis itu, dirayakan dengan kebahagian yang penuh suka cita oleh warga AS juga oleh warga negara lain di seluruh dunia. Ini menunjukan penghargaan sekaligus besarnya harapan warga Internasional kepada Obama. Harapan paling besar tentu adalah perbaikan situasi ekonomi dunia yang saat ini tengah mengalami gonjang-ganjing, yang penyebabnya sebenarnya berasal dari negeri Paman Sam itu.
Obama mempunyai tanggung jawab kebijakan ekonomi yang amat berat. Ia mendapat warisan masalah yang sedang diderita perekonomian AS serta ancaman resesi global. Hilangnya kepercayaan akan ketidakpastian masa depan ekonomi, memicu kepanikan di kalangan pelaku ekonomi dunia, yang berujung dengan turbulensi pasar finansial yang terjadi saat ini.
Kemenangan Obama tentu mengingatkan kita pada kemenangan Franklin D Roosevelt yang menjadi presiden ke-32 tahun 1933. Saat itu, AS juga sedang dilanda resesi besar yang menyeruak sekitar tahun 1929. Roosevelt dipilih karena programnya yang populis dan diyakini mampu menggerakkan sektor riil. Roosevelt banyak memberikan kebijakan-kebijakan yang bersifat kooperatif dan padat karya. Kebijakan ekonominya, diarahkan kepada peningkatan kesempatan kerja (Full-Employment). Dengan kesempatan kerja yang besar, akan mendorong naiknya daya beli (Demand Side) masyarakat sehingga perekonomian akan bekerja. Dalam Ilmu Ekonomi, ini lebih dikenal dengan kebijakan Keynesian.
Kebijakan yang serupa sangat dibutuhkan di AS saat ini, tapi tentu dengan sejumlah penyesuaian. Langkah yang ditempuh tidak mesti benar-benar sesuai dengan program "New Deal" yang di kampanyekan Roosevelt saat itu. Yang jelas, perekonomian membutuhkan langkah konkret untuk menggerakkan sektor riil.
Apakah Obama akan menjadi Franklin D Roosevelt ke dua? Hal itu masih sangat buram di tengah euforia kemenangannya. Hanya waktu yang akan menguji dan menentukan nasib kepemimpinan Obama.
Yang jelas, warga dunia menaruh harapan yang sangat besar atas kemenangan dramatis Obama di Gedung Putih.

Tidak ada komentar: